Harta yang melimpah, jabatan dan kedudukan yang tinggi ternyata tidak dapat menjamin kebahagiaan dan ketenangan hidup seseorang. Tidak sedikit orang menderita karena jabatan dan kedudukan yang telah berhasil diraihnya. Demikian juga ternyata popularitas tidak dapat menjadikan hidup seseorang tenang dan bahagia. Jadi, apa sebenarnya hal yang membuat hidup tenang dan bahagia?.
Berikut adalah 5 hal yang harus dibangun dalam pikiran dan keyakinan kita, agar kita hidup tenang, selalu bahagia dan betul-betul menikmati hidup kita
- Memaknai Bahwa Hidup Merupakan Bagian dari Rahmat Allah S.W.T
- Memahami Bahwa Hidup Adalah Ibadah
- Memahami Bahwa Hidup Merupakan Amanah
- Memahami Bahwa Hidup Merupakan Dakwah
- Memahami Bahwa Hidup Adalah Belajar
Memaknai Bahwa Hidup Merupakan Bagian dari Rahmat Allah S.W.T
Rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang, ar-rahmah kadang berkonotasi al-riqqah (kelembutan) atau berkonotasi al-ihsân (kebajikan) atau al-khayr (kebaikan) dan an-ni’mah (kenikmatan), lebih lengkap penjelasan mengenai rahmat dapat dibaca pada tulisan : Makna Rahmatan Lil’Alamin Menurut Berbagai Tafsir
Jika kita meyakini dan selalu berpikir jika hidup kita ini merupakan rahmat dari Allah, merupakan bentuk kasih sayang yang telah Allah berikan kepada kita, maka kita akan selalu merasa bahagia karena kita akan selalu yakin bahwa apa yang kita miliki, apa yang kita alami adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita yang tidak akan mungkin salah diberikan kepada kita. Kita harus selalu meyakini bahwa apa yang kita miliki adalah hal yang terbaik bagi kita, apa yang telah kita alami adalah hal yang terbaik bagi kita.
Memahami Bahwa Hidup Adalah Ibadah
Manusia tidak begitu saja diciptakan tanpa tujuan, manusia diciptakan Allah S.W.T tidak lain hanyalah untuk beribadah/menghambakan diri kepada-Nya baik dengan sukarela maupun terpaksa.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/menghambakan diri/beribadah kepada-Ku”
(Adz-Dzariyat: 56)
Jadi dengan demikian seluruh aktivitas kehidupan manusia haruslah merupakan ibadah/pengabdian kepada Allah S.W.T, setiap tarikan nafas kita harus merupakan bagian dari beribadah kepada Allah S.W.T.
Ada 3 syarat utama, agar setiap kegiatan/amal perbuatan kita menjadi ibadah di hadapan Allah S.W.T, ketiga syarat tersebut adalah:
1. Niat, harus karena Allah bukan yang lain
2. Dilakukan sesuai panduan, seperti yang telah diperintahkan dalam Al-Quran dan dipandu/dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad S.A.W. Rasulullah telah mencontohkan segala amal perbuatan manusia mulai dari cara bangun tidur, mandi, berpakaian, makan, minum, bersendawa, buang air besar, buang air kecil, bekerja, bersosialisasi, berpolitik, cara bepergian, cara berkendaraan, beristirahat, sampai kepada cara tidur dll., lengkap dari bangun tidur sampai ke tidur
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Kami berfirman, “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
3. Serahkan hanya untuk mencapai rida (ridho) Allah S.W.T
Memahami Bahwa Hidup Merupakan Amanah
Hidup ini merupakan amanah dari Allah S.W.T yang akan dipertanggungjawabkan/dihisab kelak di akhirat. Amanah kita hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada-Nya.
Setiap orang akan bertanggung jawab atas amanah yang telah diberikan Allah kepadanya. Orang kaya akan mempertanggungjawabkan kekayaannya, orang miskin akan bertanggung jawab dengan kemiskinannya, orang cerdas akan bertanggung jawab atas kecerdasannya, seorang pemimpin akan bertanggung jawab atas kepemimpinannya, pengikut akan mempertanggungjawabkan kepengikutannya.
Memahami Bahwa Hidup Merupakan Dakwah
Kewajiban mengajak kepada kebenaran dan mencegah dari kemungkaran merupakan kewajiban setiap manusia. Dakwah bukanlah hanya ceramah yang dilakukan oleh ustad, sebab seluruh manusia mempunyai kewajiban untuk berdakwah
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ
Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: Ali Imron 110)
وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 87)
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Luqman: 17).
Berikut adalah cara-cara berdakwah
1. Berdakwah dengan lisan (ucapan)
2. Berdakwah dengan tulisan
3. Berdakwah dengan lukisan (seni)
4. Berdakwah dengan bingkisan
5. Berdakwah dengan kekuasaan (power)
Memahami Bahwa Hidup Adalah Belajar
Hidup merupakan proses belajar. Belajar dari kehidupan, dari pengalaman sehari-hari. Belajar sabar, tawakkal, dll.
اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”
Itulah 5 hal yang membuat hidup tenang dan senang dunia dan akhirat, sebagaimana yang disampaikan oleh Ustad K.H. Jamjam Erwan pada acara pengajian rutin 2 mingguan di kantor PT. Arya Jaya, Bandung, kamis 7 Desember 2017. Manusia akan hidup tenang dan bahagia dunia akhirat, jika ia telah memahami makna dan tujuan hidupnya serta menjalankan kehidupannya sesuai dengan petunjuk Yang Maha Pencipta
Discussion about this post